Minggu, 29 Mei 2011

FALSAFAH DAN KERANGKA KONSEP FISIOTERAPI


FALSAFAH DAN KERANGKA KONSEP FISIOTERAPI
A.   FALSAFAH
Fasafah Fisioterapi adalah sesuatu yang diyakini oleh Fisioterapis yang bersifat hakiki tentang kefisioterapiannya. Beberapa asumsi dasar yang diyakini dan digunakan dalam mengembangkan profesi Fisioterapi berdasarkan pancasila yang memiliki sistem nilai dan keyakinan, adapun yang telah disepakati tentang hal tersebut sebagai berikut :
1.    Manusia
Manusia sebagai mahluk Bio-Psiko-Sosial-Kultural dan spiritual adalah unik merupakan satu kesatuan yang utuh jasmani dan rohanianya dan spiritual adalah unik, merupakan satu kesatuan yang utuh jasmani dan rohanianya dan tidak ada dua individu yang sama dan serupa, selain itu manusia juga mempunyai pranata tertentu baik dalam proses berpikir dan hasil karyanya dalam bentuk sistem-sistem tata kehidupannya serta termasuk pula kepercayaannya , manusia juga dikatakan sebagai sistem terbuka yang mempunyai interaksi dengan lingkungannya sebagaimana dengan adanya pertukaran energi :
a.    Dapat melakukan adaptasi dengan lingkungannya
b.     Saling mempengaruhi secara dinamis dengan lingkungannya
c.    Berusaha mencapai keseimbangan dengan lingkungannya
Mempunyai kebutuhan-kebutuhan, yang dalam upaya pemenuhannya mempergunakan pola-pola yang unik yang akan mempengaruhi prioritas kebutuhannya, lingkungan rumah, lingkungan kerja, termasuk masyarakat menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional fisiknya. Mempunyai fungsi-fungsi yang bersifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosialnya dan mampu mengarahkan dirinya ketujuan positif, mampu menetapkan nasibnya sesuai dengan posisi, peran serta tanggungjawabnya. Posisi, peran dan tanggungjawabnya merupakan satu kesatuan    dalam kaitannya dengan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional fisiknya. Manusia dalam kehidupannya saling berinteraksi dengan sesamanya membentuk keluarga kelompok dan masyarakat.
2.    Kapasitas fisik/kemampuan fungsional
Kapasitas fisik dan kemampuan fungsional merupakan suatu kebutuhan bagi individu agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya sebagai manusia .
a.    Kapasitas Fisik adalah kondisi fisik yang dimiliki baik yang tersedia maupun secara potensial. Dipengaruhi oleh sistem dan sub sistemnya, yang komponennye terdiri dari urutan berjenjang dimulai dari sel, jaringan, organ dan sistem organ yang ada di dalam tubuh manusia.
b.    Kemampuan fungsional adalah kemampuan individu untuk  menggunakan kapasitas fisik yang dimilikinya untuk memenuhi kewajiban hidupnya yang berinteraksi dengan lingkungannya.

Penampilan kemampuan fungsionalnya merupakan suatu hal yang diperlukan agar dapat mempertahankan hidupnya. Kemampuan fungsional merupakan komponen-komponen yang berfungsi dengan baik. Komponen-komponen yaitu : motorik, sensorik yang terpadu, fungsi kognitif, psikologik (interpersonal) dan fungsi sosial (interpersonal).
Kemampuan fungsi fisik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya  dapat berupa :
a.    Kegiatan memelihara hidup
b.    Rekreasi/ leisure dan
c.    Persiapan kerja/ kerja agar produktif

Dalam mempertahankan kesehatan dan kenyamanan hidup diperlukan keseimbangan antara faktor yang mempengaruhi dan mendukung kapasitas fisik serta kemampuan fungsional fisiknya, yang melibatkan posisi, peran dan tangunggung jawab/kewajiban sesuai dengan perubahan-perubahan/ perkembangan sepanjang hidupnya.
3.    Sehat dan Sakit
Sehat pada dasarnya adalah keadaan dimana bukan saja bebas dari sakit/ penyakit, cacat atau kelemahan, tetapi suatu keadaan secara fisik, mental dan sosial.
a.    Sehat bukan merupakan keadaan, tetapi merupakan keadaan yang dinamis dan dapat ditingkatkan secara optimal sehingga manusia dapat melaksanakan kewajiban hidup yang  dibutuhkan secara optimum. Keadaan sehat yang dinamis ini dapat berubah karena keadaan tersebut dipengaruhi oleh umur, keturunan, sosial dan faktor-faktor lingkungan dari kondisi utuh biopsikososial individu, sehingga manusia dapat berfungsi dan menyusaikan diri serta memenuhi kebutuhan esensial dalam hidup sehari-hari. Setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan secara optimal dalam batas-batas kemampuannya.
b.    Sakit adalah suatu keadaan dengan gangguan kemampuan individu memenuhi kebutuhan fisik, psikologik, dan sosial secara maksimal untuk berfungsi secara tepat sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Sakit juga berkaitan dengan kemampuan individu memenuhi tanggung jawab (kewajiban) yakni dengan :
1)        Adanya kelainan, gangguan kapasitas fisiknya seperti kelemahan otot, keterbatasan jarak gerak sendi dsb.
2)        Adanya perubahan metoda potensial untuk mencapai tujuan.
3)        Perubahan posisi/ peran kemampuan fungsi fisiknya.
4)        Penampilan kemampuan fungsional fisiknya yang berkurang baik jumlah dan jenisnya.
4.    Lingkungan aktifitas
Pada dasarnya segala sesuatu yang berada disekeliling manusia disebut lingkungan dan berinteraksi saling mempengaruhi. Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan aktifitas dalam hidupnya. Manusia dalam melakukan aktifitasnya menggunakan kafasitas fisik dan kemampuan fungsionalnya. Aktifitas individu berinteraksi dan saling mempengaruhi dengan sekelilingnya antara lain :
a.        Lingkungan psikobiologik (organik) / individual mempunyai faktor-faktor yang dapat menimbulkan perubahan yaknik pertumbuhan dan perkembangan, keturunan, jiwa, raga, struktur dan fungsi, homeostatis dan ritme.
b.        Lingkungan biofisik (non-organik) mempunyai faktor-faktor yang dapat menimbulkan perubahan seperti gaya berat, air, kimia, arsitek, dan teknologi.
c.        Lingkungan psikososial (super-organik) mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi seperti institusi, hukum, desain arsitektur, ilmu pengetahuan, bahasa yang ada di dalam masyarakat. Masyarakat itu sendiri merupakan kelompok yang paling penting dan kompleks yang telah dibentuk manusia sebagai lingkungan sosial atau pergaulan hidup manusia yang terdiri dari individu, keluarga, kelompok yang mempunyai tujuan dan nilai-nilai.

B.   KERANGKA KONSEP
Berdasarkan falsafah yang diuraikan diatas, disusun kerangka konsep yang merupakan landasan dan kerangka pengembangan profesi Fisioterapi. Fisioterapi dalam bekerja berpegang pada paradigma yang berupa pandangan terhadap manusia, lingkungan aktifitas, sehat-sakit dalam hal kapasitas fisik dan kemampuan fungsional (obyek formalnya) serta fisioterapi sebagai profesi.   
1.    Fisioterapi dan Manusia
Manusia sebagai mahluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual utuh dan unik,  mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, melalui berbagai usaha antara lain selalu belajar/ mengembangkan dirinya, mengexplorasi dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan, berdasarkan potensi dan keterbatasannya. Manusia secara terus-menerus menghadapi berbagai macam perubahan lingkungan dan selalu berusaha menyesuaikan diri agar tercapai keseimbangan, oleh karena itu perlu berinteraksi dengan lingkungannya dan menciptakan hubungan antara manusia yang serasi.
Fisioterapi dalam upaya pelayanan memperhatikan manusia seutuhnya, dengan menggunakan pendekatan komprehensif, fisioterapi harus mengkaji dan mengidentifikasikan kebutuhan pasien dalam mengembangkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsionalnya untuk keperluan hidup sehari-harinya dan bila perlu mengembangkan mekanisme kompensatorik sehingga dapat hidup aktif dalam masyarakat.
Manusia dapat belajar sehingga dapat merubah tingkah laku dan lingkungannya, mendukung kenyataan tersebut fisioterapi dapat berperan aktif dalam memberikan penyuluhan pencegahan terhadap menurunnya kapasitas fisik dan kemampuan fungsionalnya.
Fisioterapi membantu meningkatkan adaptasi seseorang dalam keadaan keterbatasan fungsi, ketidak mampuan, dengan cara memberikan pengertian, motivasi, aktifitas, tekhnik, metoda dan atau alat bantu yang diperlukan agar mengetahui keadaan, tuntutan yang diperlukan dalam mencapai sehat yang optimal dan aktif dalam masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu disusun cara pelayanannya kepada pasien yang tidak mampu memelihara kesehatannya, khususnya dalam memelihara kapasitas fisik, kemampuan fungsional (termasuk melaksanakan adaptasi) untuk keperluan sehari-harinya.
Fisioterapis bertanggung jawab terhadap keseluruhan koordinasi dan management fisioterapi terhadap pasien.
Berdasarkan konsep tersebut, Fisioterapis, perlu dibekali teori yang berhubungan dengan kebutuhan aktifitas fungsional dan leisure manusia, perilaku, komunikasi dan proses belajar mengajar.        
2.    Fisioterapi dan sehat – sakit Kapasitas fisik dan kemampuan fungsional
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dan berubah dipengaruhi oleh : umur, keturunan, sosial dan faktor-faktor lingkungan dari kondisi utuh bio-psiko-sosial individu, sehingga manusia dapat berfungsi dan menyesuaikan diri serta memenuhi kebutuhan esensial dalam hidup sehari-hari. Setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan secara optimal dalam batas-batas kemampuannya.
Sakit adalah suatu keadaan dengan gangguan kemampuan individu memenuhi kebutuhan fisik,  fisiologik, psikologik dan sosial secara maksimal, untuk berfungsi secara tepat sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Tingkat sehat seseorang pada skala bersifat dinamis, indivudual dan tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatannya.
Penyakit merupakan (intrinsic situation) yang terjadi dalam diri manusia berupa proses patologik yang bermanifestasi secara klinik . Seseorang akan menghayati atau menyadari bahwa ia sakit  (Kesehatannya terganggu) atau merasa tidak sehat (ill health) merasa nyeri atau tidak enak (discomfort).
Keadaan akibat sakit dapat bersifat sementara atau menetap. Keadaan sakit dapat menimbulkan  impairment, keterbatasan fungsi, ketidak-mampuan, dan handicap. Kondisi ini tidak selalu disebabkan oleh penyakit tetapi juga didapat dari sejak lahir.
Kondisi sakit, impairment, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan dan hendicap dipengaruhi berbagai faktor dan berhubungan erat satu dengan yang lainnya secara sebab akibat.
Kondisi itu berturut-turut merupakan proses yang terjadi di dalam badan (organ), dari pribadi seseorang dan kehidupan sosialnya yang berupa proses, intrinsik, ekstrinsik, obyektifikasi dan sosialisasi dari gangguan kesehatan.
Rentang sehat berada diantara dua kutup yaitu keadaan sehat optimal pada satu kutup dan keadaan mati pada kutup yang lain. Konsep sehat bukanlah lawannya dari sakit tetapi merupakan kondisi positif dan dinamis yang dapat ditingkatkan, digunakan sebagai landasan untuk mencapai sasaran fisioterapi. Dimana Fisioterapi memberikan bantuan kepada individu, keluarga dan masyarakat dalam memenuhi kapasitas fisik dan kemampuan fungsional serta adaptasi yang diperlukan untuk hidup aktif dalam masyarakat.
Kegiatan fisioterapi ditujukan terhadap pencapain kemampuan individu untuk merawat dirinya, mengembangkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsionalnya serta keterampilan fungsinal untuk aktifitas sehari-hari maupun penyesuaian kearah keterampilan kerja agar dapat produktif. Untuk mencapai hal tersebut fisioterapi harus dapat menyesuaikan lingkungan aktifitas individu tersebut agar lingkungan dapat memberikan pemenuhan kebutuhan dalam interaksi individu sesuai dengan posisi dan perannya.
Fisioterapi memegan peran yang strategis dalam proses tumbuh kembang manusia terutama bidang motorik dan keterampilan, dan dalam membentuk individu menyesuaikan dirinya terhadap gangguan kesehatan yang berupa impairment, keterbatasan fungsi fisik-fungsional, ketidakmampuan, hendicap dan menolong keluarganya dalam hal membantu, menyesuaikan dan menerima keadaan pasien tersebut.
Pendekatan pelayanan kesehatan utama menekankan pelayanan terpadu. Fisioterapi harus berperan serta dalam mengembangkan sistem pelayanan kesehatan utama sesuai dengan kebutuhan masyarakat, yang penerapannya memanfaatkan ilmu dan tehnik tepat guna dari fisioterapi secara efektif.
Berdasarkan konsep diatas, fisioterapis perlu dibekali teori-teori yang berhubungan dengan tumbuh kembang manusia, ketegangan dan adaptasi (Stress-Adaptation) serta proses perubahan kapasitas fisik dan kemampuan fungsionalnya serta keterampilan yang berhubungan dengan persiapan dan aktifitas kerja termasuk pengetahuan interaksi dengan lingkungannya.
3.    Fisioterapi dan lingkungan aktifitas
Lingkungan aktifitas merupakan semua yang ada dilingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada waktu melakukan aktifitasnya. Masyarakat (keluarga, kelompok, komuniti, masyarakat) atau disebut dengan lingkungan psikososial dan lingkungan fisik (biofisik) terlibat dalam interaksi individu dan antar individu.
Masyarakat merupakan kelompok yang paling penting dan kompleks yang telah dibentuk manusia sebagai lingkungan sosial, hal sebagai lingkungan pergaulan hidup manusia yang terdiri dari individu, keluarga, kelompok dan komuniti yang mempunyai tujuan dan sistem nilai. Pengertian masyarakat juga meliputi pengaruh-pengaruh sosial, ekonomi dan lingkungan dimana selama interaksi manusia akan terjadi perubahan. Pasien/klien adalah anggota keluarga yang merupakan unit dari komuniti.
Keluarga mencakup kelompok individu yang berhubungan erat secara terus-menerus dan terjadi interksi satu sama lainnya baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau komuniti secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan aktifitas dimana ia berada.
Komuniti terdiri dari individu, kelompok/keluarga dan merupakan kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas geografi atau nilai-nilai serta tujuan tertentu. Bila ada anggota keluarga/kelompok yang sakit secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi anggota keluarga/ kelompok yang lain dan juga komuniti. Keluarga selain dapat menunjang pengobatan dan memberikan dukungan emosional kepada anggota keluarga yang sakit, juga dapat menunjang perkembangan sosial dan psikologis kelompok secara keseluruhan.
Masalah keterbatasan kapasitas fisik (impairment) dan kemampuan fungsional (ketidak mampuan) dan handicap maerupakn stikma sosial dimasyarakat yang harus menjadi sasaran pelayanan kesehatan utama.
Fisioterapis sebagai anggota komuniti yang berperan serta pada pelayanan kesehatan kepada komuniti harus mempunyai pengetahuan dan pengertian yang dalam dan luas tentang komuniti dan unit-unit dasarnya. Fisioterapi membantu meningkatkan dan mempertahankan kesehatan individu, kelompok, keluarga dan masyarakat, serta memberikan motivasi kepada mereka untuk mencapai tingkat kesehatan setinggi-tingginya, dengan sasaran utama kesehatan kapasitas fisik dan kemampuan fungsionalnya.
Fisioterapi komprehensif memperhatikan pasien/klain sebagai anggota keluarga dan komuniti serta berusaha membantu keluarganya dalam mengadakan penyesuaian diri yang diperlukan terhadap keterbatasannya. Fisioterapis harus memahami norma-norma sosial guna berinteraksi secara tepat dan menentukan rangkaian kegiatan dengan pasien/klien/. Individu dalam keluarga, kelompok dan masyarakat selalu melakukan aktivitas sesuai dengan peran/tanggung jawabnya, berdasarkan ini individu berinteraksi dengan lingkungan aktifitas yang berupa psikosisoal (superorganik) dan fisik seperti desain arsitek, tehnologi (metoda dan alat kerja/rekreasi/adaptasi). Berbagai aktivitas individu sangat tergantung pada kapasitas fisik dan kemampuan fungsionalnya dalam interaksi dengan lingkungannya. Sehingga lingkungan aktifitas harus dapat menjamin kelangsungan peran dan tanggung jawab individu. Perubahan lingkungan sering dilakukan untuk menyesuaikan atau menyeimbangkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsionalnya secara tombal balik sehingga tercipta lingkungan aktifitas yang optimal.
Fisioterapi dapat membantu dalam mengadakan perubahan-perubahan linngkungan aktifitasnya dengan membantu mengadakan analisis aktifitas, memberikan tehnik/metoda aktivitas dan penyesuaian interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan konsep ini fisioterapis didik perlu dibekali pengetahuan tentang :
a.    Sistem masyarakat dengan penekanan pada antropologi sosial dan perubahan-perubahan sosial kaitannya dengan perkembangan IPTEK.
b.    Kesehatan keluarga kaitannya dengan masalah psikososial akibat gangguan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional (termasuk kesegaran jasmani)
c.    Kesehatan masyarakat, kesehatan kerja dan ergonomis.
d.    Aktifitas leisure, adaptasi, kerja (produktivitas) kaitannya dengan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional.      
4.    Kedudukan Fisioterapi dalam meningkatkan derajat kesehatan
       Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan fisioterapi dalam melaksanakan kegiatannya bekerja secara tim. Sehingga dalam menjalankan kegiatannya fisioterapi dalam kaitannya dengan tim kesehatan yang lain kedudukannya dapat bersifat mandiri, saling ketergantungan dan ketergantungan. Dalam menjalankan kegaiatannya fisioterapi berdasarkan konsep upaya meningkatkan derajat kesehatan secara tuntas dan berkesinambungan dari mulai peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Upaya kesehatan pencegahan dan promosi seperti pencegahan kelainan sikap, perkembangan motorik, kesegaran jasmani, deteksi dini dan sebagainya merupakan pelayanan fisioterapi yang bersifat mandiri.
Upaya pengobatan fisioterapi pada kondisi penyimpangan (patologis) merupakan suatu pelayanan yang bersifat menunjang pelayanan medis umum dan spesialistik.
Upaya pemulihan fisioterapi yang memberikan pelayanan kompensatorik, penggunaan alat bantu, adaptasi dan sebagainya merupakan pelayanan yang bersifat saling ketergantungan.
Fisioterapi dalam meningkatkan derajat kesehatan dan harkat hidup manusia harus berlandaskan etika profesi fisioterapi, dengan landasan ini berarti fisioterapis harus bertanggung jawab terhadap :

a.    Individu, keluarga dan masyarakat.
b.    Tugas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar